PERILAKU
KEORGANISASIAN
·
Usaha yang dilakukan
agar organisasi berkembang :
-
Mengidentifikasi
permasalahan yang ada pada individu, kelompok dan organisasi.
-
Mengetahui budaya
organisasi tempat orgnisasi berada.
-
Mengidentifikasi geder,
level, keadaan karyawan/pimpinn, SDM dan motivasi karyawan
·
Definisi Organisasi :
Sistem
yang membawa orang-orang secara bersama-bersama untuk mencapai tujuan yang
spesifik.
·
Apa yang dilakukan Manajer?
-
Melakukan sesuatu
melalu orang lain
-
Mengambil keputusan
-
Mengalokasi sumber daya
-
Mengarahkan kegiatan
orang lain untuk mencapai tujuan
·
Fungsi Manajemen:
-
Planning : menentukan
tujuan dan strategi untuk mencapai tujun tersebut.
-
Organizing : menetapkan
tugas-tugas apa yang harus dilakukan.
-
Actuating : mengarahkan
dan mengkoordinasi orang-orang.
-
Controlling : memantau
kinerja organisasi
·
Peran Manajer :
-
Peran antar pribadi :
pemimpin lambang, pemimpin, penghubung.
-
Peran informasional :
pemantau, penyebab, jubir.
-
Peran keputusan :
wirausaha, perunding, alokator SD, pengatur gangguan.
·
Tingkatan skills for
manager
·
Definisi Perilaku
Organisasi :
Cara
berpikir pada tingkat individu, kelompok dan organisasi yang menggunakan
prinsip, model, teori dan metode.
o
|
rientasi
: hal hal yang bersifat kemanusiaan.
·
Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Organisasi:
-
Eksternal mikro:
berhubungan langsung dengan organisasi
Eksample : lembaga kerja, lembaga
pemerintahan, supplier
-
Eksternal makro : tidak
berhubungan langsung dengan organisasi
Eksample : teknologi, social culture,
ekonomi.
·
Fungsi Perilaku
Organisasi :
Mencapai efisiensi dan efektifitas. Efisiensi adalah mencapai gol dengan mengurangi
resiko. Efektifitas adalah mencapai goal sesuai dengan target yang
direncanakan.
·
Tantangan Perilkau
Organisasi:
-
Penciptaan sebuah desa
globalisasi
-
Memperbaiki kualitas
dan produktifitas
-
Memperbaiki ketrampilan
orang
-
Mengatur keanekaragaman
-
Penurunan kesetiaan
karyawan
-
Menstimulasi inovasi
dan perubahanny
·
Disiplin Ilmu Dalam
Perilaku Organisasi :
-
Psikologi
-
Sosiologi
-
Psikologi sosial
-
Antropologi
-
Politik
Dasar-Dasar Perilaku Individu :
1.
Karakter biografis
·
Definisi :
Sifat
pribadi individu yang obyektif dan mudah diperoleh dari catatan pribadi
individu.
·
Usia
Usia
meningkat, kinerja menurun.
Usia
meningkat, turn over menurun.
Usia
meningkat, ketidakhadiran menurun.
Jumlah
tenaga kerja usia lanjut meningkat.
·
Gender
Tidak
mempengaruhi kinerja, kepuasan kerja individu dan turn over.
Tingkat
absensi perempuan lebih tinggi.
·
Status Perkawinan
Status
perkawinan tidak mempengaruhi kinerja seseorang.
Menurunkan
tingkat absen,turn over
Meningkatkan
kepuasan kerja
·
Jumlah Tanggungan
Tidak
berhubungan dengan kinerja
Berkorelasi
positif dengan tingkat absen dan kepuasan kerja.
·
Masa Kerja
Tidak
bekorelasi dengan kinerja.
Ada
hubungan negatif antara masa kerja, tingkat absen, dan turn over.
2. Kemampuan
:
Berkorelasi positif dengan kinerja.
Macamnya :
-
Intelektual :
Semakin tinggi
posisi dalam hirarki organisasi semakin membutuhkan kemampuan intelektual.
Dimensi
kemampuan intelektual:
1. kecerdasan
numeris
Kemampuan
berhitung dengan cepat.
Eksample :
akuntan
2. pemahaman
verbal
Kemampuan apa
yang dibaca
Eksample :
manajer pabrik
3. kecepatan
perceptual
Kemampuan
mengenai kemiripan
Eksample :
penyelidik kebakaran
4. penalaran
induktif
Kemampuan
mengenai suatu urutan
Eksample :
peneliti pasar
-
Fisik
3. Kepribadian
Digunakan
untuk beareaksi dan berinteraksi dengan lingkungan.
Faktor
:
-
Keturunan
-
Lingkungan
-
Situasi
Kelengkapan kepribadian :
-
Locus of control
: tingkat kepercayaan akan nasibnya.
Internal :
percaya bahwa nasibnya ditentukan oleh dirinya sendiri
Eksternal :
percaya bahwa kekuatan luar (keberuntungan, kesempatan) akan mengontrol
nasibnya.
-
Orientasi pencapaian : need of achieve
Berkorelasi
positif dengan kinerja
-
Avthorianism :
aliran yang menyetujui adanya perbedaan status dan kekuasaan orang di dalam
organisasi.
Berpengaruh
positif dan negative
-
Machiavellianisme
: derajat sejauh mana seseorang individu bersifat pragmatis, menjaga jarak
emosional dan menyakini bahwa tujuan dapat membenarkan cara.
-
Penghargaan diri
: tingkat seseorang/ tidaknya seseorang terhadap dirinya sendiri.
-
Pemantauan diri
: sifat indicidu untuk mengukur kemampuan diri dalam menyesuaikan perilakunya
dengan faktor situsional eksternal
-
Pengambilan
resiko : orang yang mengambil resiko tinggi akan lebih cepat dalam pengambilan
keputusan.
-
Personality
jobfit : kepuasan kerja dan tingkat turn over tergantung pada kecocokan
kepribadian individu dengan lingkungan kerjanya.
Persepsi
Definisi
:
Proses
dimana seseorang mengorganisasi dan menginterperetasi sensor yang ditangkapnya
untuk mengartikan lingkungan.
Faktor
yang mempengaruhi :
1. Perceiver : kesan yang ditangkap oleh indra, yang
dipengaruhi oleh karakter pribadi. Seperti: motif, minat, harapan.
Karakter perceiver:
•
Kebutuhan
(Needs)
•
Pengalaman
(Experience)
•
Norma-norma
(Values)
•
Sikap
(Attitudes)
•
Kepribadian
(Personality)
2. Target : karakteristik sasaran yang diamati dapat
mempengaruhi persepsi seseorang seperti : bunyi, ukuran, latar belakang dan
perilaku.
Karakter
3. Situasi : elemen elemen di sekitar sasaran. Seperti :
waktu, situasi kerja, situasi social.
Karakter situation context :
•
Physical setting
-
Illusi
•
Cultural and
social setting
-
Norms
-
Taboos
•
Organizational setting
-
Power distance
-
Empowerment
Macam persepsi :
1. Selective perception : individu cenderung akan
berpersepsi terhadap orang lain, latar belakang dan pengalaman pribadinya.
2. Halo effect : dalam mengambil kesimpulan tentang
oranag lain cenderung hanya memperhatikan 1 karakter saja
3. Contrast effect : individu dalam mengevaluasi
karakteristik seseorang cenderung membandingkan dengan orang lain yang ditemui sebelumnya.
4. Projection : individu menempatkan karakteristik
pribadinya pada diri orang yang hendak dinilainya.
5. Stereotyping : individu cenderung menilai
karakteristik seseorang berdasarkan karakteristik kelompok asalnya.
Tahapan
pembelajarannya:
1. Altentional process
: orang hanya belajar dari sesuatu yang mereka kenal / menarik
perhatian.
2. Retertion process : orang yang belajar dari seberapa
ingat akan model
3. Motor reproduction process : menirukan perilaku yang
ingin dipelajari
4. Reinforcement process : individu dimotivasi untuk
berperilaku tertentu.
Tujuan mempelajari
kepribadian
1. Menyelidiki kekuatan dan kelemahan sendiri, dan
belajar bagaimana caranya menonjolkan segi positif dan menyingkirkan segi
negative
2. Memahami orang lain dan menyadari bahwa orang lain
berbeda tidak berarti bahwa perilaku mereka salah.
•Economic : nilai yang menekankan kegunaan dan kepraktisan
•Aesthetic : nilai yang mengagungkan bentuk dan keharmonisan
•Social : nilai yang menekankan kecintaan terhadap orang-orang
•Political : nilai yang menitik beratkan pada kekuasaan dan pengaruh
•Religious : nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan pemahaman yang sama tentang alam semesta.
Motivasi
PENGERTIAN MOTIVASI
Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan.
Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.
pengertian motivasi menurut beberapa para ahli yaitu:
- Menurut Mitchell motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
- Gray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
- T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Proses
timbulnya motivasi seseorang :
- Kebutuhan yang belum terpenuhi
- Mencari dan memilih cara cara memuaskan kebutuhan
- Perilaku yang diarahkan pada tujuan
- Evaluasi prestasi
- Imbalan atau hukuman
- Kepuasan
- Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi
Proses motivasi :
- Tujuan
- Mengetahui kepentingan
- Komunikasi efektif
- Integrasi tujuan
- Fasilitas
- Teamwork
B. TEORI - TEORI MOTIVASI
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya
berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki
kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti :
rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs),
tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan
intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan
harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai
simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti
tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi
atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda,
sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana
dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai
keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai,
memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide
melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai
kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi.
Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan
dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara
berhasil.”
3. Teori
Herzberg (Teori Dua Faktor)
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam
diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar
diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan
dalam karier dan pengakuan orang lain.
4. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b)
tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan
(d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
5. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut
teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh
seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada
hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan
sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan
akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa
jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang
diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya
itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
6. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang
sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para
ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang
terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi
satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model
tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan
prestasi seseorang individu.
Pengertian
•Sesuatu yg dianggap baik, indah, benar, ideal, luhur, berguna, yg dicita-citakan, abstrak tapi diakui ada & diharapkan kenyataannya
•Keyakinan mendasar yg menggambarkan pendirian individu bahwa sesuatu hal/perilaku lebih baik/benar daripada hal/perilaku yg lain.
•Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Nilai, Sikap dan Kepuasan Kerja
•Sesuatu yg dianggap baik, indah, benar, ideal, luhur, berguna, yg dicita-citakan, abstrak tapi diakui ada & diharapkan kenyataannya
•Keyakinan mendasar yg menggambarkan pendirian individu bahwa sesuatu hal/perilaku lebih baik/benar daripada hal/perilaku yg lain.
•Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Tipe nilai menurut Allport :
Theoritical : nilai yang mengutamakan penemuan/pencarian kebenaran melalui pendekatan rasional dan kritikal
•Economic : nilai yang menekankan kegunaan dan kepraktisan
•Aesthetic : nilai yang mengagungkan bentuk dan keharmonisan
•Social : nilai yang menekankan kecintaan terhadap orang-orang
•Political : nilai yang menitik beratkan pada kekuasaan dan pengaruh
•Religious : nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan pemahaman yang sama tentang alam semesta.
Sikap :
Status
Harga diri
Afiliasi/pertalian
Kekuasaan
Pencapaian Tujuan
Tahap perkembangan kelompok:
Pengertian
•Pernyataan/pertimbangan evaluatif (baik yang diinginkan atau yang tidak) mengenai objek, orang, atau peristiwa
Komponen sikap:
•Mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu
•Kognitif : segmen pendapat/keyakinan dari suatu sikap
•Afektif : segmen emosional/perasaan dari suatu sikap
•Psikomotorik (perilaku) : alasan untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang/sesuatu
Tipe sikap:
•Kepuasan kerja (job satisfaction)
Berkenaan dengan sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Jika kepuasan kerja tinggi maka
sikap terhadap pekerjaannya positif, begitu pula sebaliknya
•Keterlibatan kerja (job involvement)
Tingkat pengenalan dan keterlibatan diri dg pekerjaan, serta kesadaran seseorang bahwa
performance penting bagi dirinya
•Komitmen organisasi
Tingkat pengenalan, keterlibatan dan kesetiaan kpd organisasi, serta harapan dpt mempertahan-kan
status keanggotaannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:
- Pekerjaan itu
sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan
tertentu. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
- Penyelia
(Supervision), Penyelia yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya. Bagi bawahan, penyelia sering dianggap sebagai figur ayah/ibu
dan sekaligus atasannya.
- Teman sekerja
(Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan sebagai pegawai dengan
atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda
jenis pekerjaannya.
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja disebutkan oleh Stephen Robins :
- - Promosi (Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
- Gaji/Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja disebutkan oleh Stephen Robins :
- Kerja yang secara mental menantang, Karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
- Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. Tentu saja, tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
- Kondisi kerja yang mendukung,Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
- Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan seorang juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya studi mendapatkan bahwa kepuasan karyawan ditingkatkan bila penyelia langsung bersifat ramah dan dapat memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka.
- Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka
Dampak kepuasan kerja:
Kepuasan kerja dapat berdampak pada diri karyawan dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi
produktivitas maupun kelangsungan organisasi. Wexley and Yulk (1977) menyatakan bahwa dampak
yang ditimbulkan dari kepuasan kerja terhadap tingkah laku karyawan adalah:
a. Performance (kinerja)
Kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja dari sumber daya manusia, bila kepuasan kerja tinggi
maka kinerja para karyawan juga akan tinggi begitu pula sebaliknya.
b.
Turnover
Kepuasan kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan turnover, hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya karyawan yang mengundurkan diri dari pekerjaan.
c. Absenteism.
Sama seperti halnya turnover tetapi, dilihat dari sisi banyaknya jumlah ketidakhadiran pekerja.
d.
Union Activity (serikat pekerja)
Kepuasan kerja juga berpengaruh pada serikat pekerja dan akan mempengaruhi aktivitas didalam kelompok. Serikat pekerja hanya berlaku untuk karyawan yang bekerja secara tim.
Perilaku Berkelompok dan Komunikasi
Kelompok :
Kumpulan yang terdiri dari dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
TIPE KELOMPOK
1. Kelompok formal
- Suatu kelompok kerja yang ditandai dengan struktur organisasi, aturan, fungsi dan lain-lain
a. Kelompok Komando (command group)
Kelompok yang tersusun oleh atasan dan bawahan dan ditentukan oleh bagan organisasi
b. Kelompok Tugas (task group) Kelompok yang ditetapkan secara organisasional yang bekerja
sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
1. Kelompok formal
- Suatu kelompok kerja yang ditandai dengan struktur organisasi, aturan, fungsi dan lain-lain
a. Kelompok Komando (command group)
Kelompok yang tersusun oleh atasan dan bawahan dan ditentukan oleh bagan organisasi
b. Kelompok Tugas (task group) Kelompok yang ditetapkan secara organisasional yang bekerja
sama untuk menyelesaikan suatu tugas.
2. Kelompok informal
- Suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi,
terdiri dari dua tipe yaitu :
a. Kelompok Kepentingan (interest group) Kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian bersama
b. Kelompok Persahabatan (friendship group) Kelompok yang bersama-sama karena
mempunyai kesamaan karakter
- Suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi,
terdiri dari dua tipe yaitu :
a. Kelompok Kepentingan (interest group) Kelompok yang bekerja sama untuk mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian bersama
b. Kelompok Persahabatan (friendship group) Kelompok yang bersama-sama karena
mempunyai kesamaan karakter
aAlasan Berkelompok :
KeamananStatus
Harga diri
Afiliasi/pertalian
Kekuasaan
Pencapaian Tujuan
Tahap perkembangan kelompok:
Model 5 Tahap
Pembentukan/forming
Keributan/storming
Penormaan/norming
Pelaksanaan/performing
Penundaan/adjourning
Pembentukan/forming
Keributan/storming
Penormaan/norming
Pelaksanaan/performing
Penundaan/adjourning
KESUKSESAN KELOMPOK
Kondisi Internal
Kemampuan anggotanya
Ukuran kelompok
Tingkat konflik
Tekanan informal pd anggota kelompok
Kondisi Eksternal
KONDISI EKSTERNAL KELOMPOK
1. Strategi organisasi
2. Struktur wewenang/otoritas
3. Aturan formal
4. Sumber daya organisasi
5. Proses seleksi
6. Penilaian prestasi dan sistem imbalan
7. Budaya organisasi
8. Kondisi kerja
Kondisi Internal
Kemampuan anggotanya
Ukuran kelompok
Tingkat konflik
Tekanan informal pd anggota kelompok
Kondisi Eksternal
KONDISI EKSTERNAL KELOMPOK
1. Strategi organisasi
2. Struktur wewenang/otoritas
3. Aturan formal
4. Sumber daya organisasi
5. Proses seleksi
6. Penilaian prestasi dan sistem imbalan
7. Budaya organisasi
8. Kondisi kerja
STRUKTUR KELOMPOK
Kepemimpinan formal
Peran seperangkat pola perilaku yg diharapkan dr
seseorang yg menduduki posisi tertentu dalam unit
sosial tertentu
Identitas peran: sikap & perilaku yg konsisten dengan
perannya dalam kelompok
Persepsi peran: cara pandang ttg perilaku yg diharapkan
dilakukan pada situasi tertentu
Pengharapan peran: perilaku yg diharapkan oleh org lain agar seseorang melakukannya dlm situasi tertentu
Konflik peran: situasi dimana individu dihadapkan pd pengharapan peran yg bertentangan
PROSES KELOMPOK :
Sinergi
Efek fasilitas sosial
Tugas Kelompok :
• Kompleks membutuhkan informasi yg lengkap, tidak bersifat rutin
• Sederhana rutin, memiliki kejelasan prosedur
Kepemimpinan formal
Peran seperangkat pola perilaku yg diharapkan dr
seseorang yg menduduki posisi tertentu dalam unit
sosial tertentu
Identitas peran: sikap & perilaku yg konsisten dengan
perannya dalam kelompok
Persepsi peran: cara pandang ttg perilaku yg diharapkan
dilakukan pada situasi tertentu
Pengharapan peran: perilaku yg diharapkan oleh org lain agar seseorang melakukannya dlm situasi tertentu
Konflik peran: situasi dimana individu dihadapkan pd pengharapan peran yg bertentangan
PROSES KELOMPOK :
Sinergi
Efek fasilitas sosial
Tugas Kelompok :
• Kompleks membutuhkan informasi yg lengkap, tidak bersifat rutin
• Sederhana rutin, memiliki kejelasan prosedur
Komunikasi :
Adalah proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dalam diri orang yang menerimanya ( C.A.Brown).
FUNGSI KOMUNIKASI
• fungsi kontrol : pengendali perilaku
• fungsi motivasi : faktor meningkatkan motivasi
• fungsi ekspresi perasaan : penyampai perasaan kepada orang lain
• fungsi informasi : penyampai data /informasi, lebih lanjut berguna untuk pengambilan keputusan .
• fungsi kontrol : pengendali perilaku
• fungsi motivasi : faktor meningkatkan motivasi
• fungsi ekspresi perasaan : penyampai perasaan kepada orang lain
• fungsi informasi : penyampai data /informasi, lebih lanjut berguna untuk pengambilan keputusan .
ARAH KOMUNIKASI
Komunikasi vertikal
Komunikasi ke bawah (memberi pengarahan,
informasi, instruksi, dll)
Komunikasi keatas (suplai informasi yang
terjadi di tk.bawah: laporan periodik,
penjelasan, gagasan, dll)
Komunikasi Lateral/Horizontal
Komunikasi antara anggota dlm kel. yg sama
Komunikasi antara departemen pd tingkatan
organisasi yg sama
Bersifat koordinatif
Komunikasi Diagonal
KOMUNIKASI FORMAL & INFORMAL
Formal
Dikendalikan oleh manajemen
Kadang-kadang menghambat proses komunikasi
Sebagian besar digunakan dlm penyelesaian tugas
Informal
Tidak dikendalikan oleh manajemen
Mudah diterima
Digunakan untuk menjalin hubungan lebih erat
Komunikasi vertikal
Komunikasi ke bawah (memberi pengarahan,
informasi, instruksi, dll)
Komunikasi keatas (suplai informasi yang
terjadi di tk.bawah: laporan periodik,
penjelasan, gagasan, dll)
Komunikasi Lateral/Horizontal
Komunikasi antara anggota dlm kel. yg sama
Komunikasi antara departemen pd tingkatan
organisasi yg sama
Bersifat koordinatif
Komunikasi Diagonal
KOMUNIKASI FORMAL & INFORMAL
Formal
Dikendalikan oleh manajemen
Kadang-kadang menghambat proses komunikasi
Sebagian besar digunakan dlm penyelesaian tugas
Informal
Tidak dikendalikan oleh manajemen
Mudah diterima
Digunakan untuk menjalin hubungan lebih erat
HAMBATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Hambatan-hambatan organisasional
Tingkatan hierarki
Wewenang manajerial
Spesialisasi
Hambatan-hambatan antar pribadi
Persepsi selektif
Status/kedudukan komunikator
Keadaan membela diri
Pendengaran lemah
Ketidaktepatan penggunaan bahasa
PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
Penggunaan Umpan – Balik
Menjadi Komunikator yg lebih efektif
Hambatan-hambatan organisasional
Tingkatan hierarki
Wewenang manajerial
Spesialisasi
Hambatan-hambatan antar pribadi
Persepsi selektif
Status/kedudukan komunikator
Keadaan membela diri
Pendengaran lemah
Ketidaktepatan penggunaan bahasa
PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
Penggunaan Umpan – Balik
Menjadi Komunikator yg lebih efektif
Kepemimpinan dan Kekuasaan
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan
mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan
orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada
kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap
orang bawahan, kolega,
maupun atasan pimpinan itu sendiri.
Gaya kepemimpinan
- Otokratis. Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.
- Demokrasi. Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
- Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.
Teori X dan Teori Y
Teori X
dan Teori Y diungkapkan oleh Douglas
McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan
konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi
sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan
otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan
demokratik. Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan
dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang
memiliki tipe teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau
pengawasan dari atasannya. Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas
dan tanggung jawab pekerjaannya
Kekuasaan / POwer
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Source
:
http://gedeiwansuryadi.blogspot.com/2009/03/materi-perilaku-dalam-berorganisasi.html
http://gilangdawous.wordpress.com/2011/09/04/rangkuman-buku-mata-kuliah-perilaku-organisasi/
http://gilangdawous.wordpress.com/2011/09/04/rangkuman-buku-mata-kuliah-perilaku-organisasi/